Migrain sering terjadi disertai dengan gejala visual seperti kepekaan terhadap cahaya
dan pandangan kabur. The Journal Nature Genetics melaporkan bahwa tidak tampak satu gen pun yang memengaruhi penglihatan saat sakit kepala terjadi. Salah satu peneliti, Markus Schurks, mengatakan bahwa studi berskala besar lebih lanjut dapat mengidentifikasikan resiko genetik pada jenis migrain dan konsekuensinya.
Aarno Palotie dari Wellcome Trust Sanger Institute di Cambridge
melakukan penelitian tersebut dan mengatakan bahwa penemuan tersebut menunjukkan migrain adalah penyakit umum. Penelitian lain mengidentifikasi mengapa cahaya membuat migrain bertambah buruk.Sehingga membuka jalan menemukan obat agar penderita tidak perlu menutup diri dalam ruangan gelap saat serangan terjadi.
Orang yang menderita migrain juga lebih rentan terhadap masalah kesehatan lainnya. Penelitian telah menunjukkan bahwa 25 persen pria yang menderita migrain rentan terhadap penyakit jantung dan darah bergumpal yang berbahaya. Hal ini disebabkan penderita migrain lebih cenderung memiliki kelebihan berat badan, merokok dan sedikit berolahraga.Wanita sering mengeluhkan sakit kepala sebagian atau migrain ketimbang pria.
Sebuah studi menemukan wanita tiga kali lebih mungkin terkena migrain. Temuan itu bersamaan ditemukannya tiga gen penyebab sakit kepala yang kerap melumpuhkan.
Salah satu dari tiga DNA menyebabkan munculnya migrain pada wanita. Hal inilah yang menyebabkan mengapa wanita 3 kali lebih beresiko menderita migrain. Walaupun hanya mempengaruhi satu dari delapan orang, menurut WHO, migrain telah masuk dalam 20 kondisi keterbatasan fisik seumur hidup. Sakit kepala yang terus menerus terjadi disertai dengan mual dan kepekaan terhadap cahaya, dapat terjadi selama tiga hari untuk sembuh dan sulit untuk diobati.
sumber:(vivanews.com)
13 Juni 2011
Migrain
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Komentar:
Posting Komentar