Prevalensi defisiensi mikronutrien pada anak-anak usia prasekolah sangat tinggi di seluruh negara Asia. Mikronutrien adalah zat gizi (nutrien) yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit tapi sangat diperlukan tubuh untuk tumbuh dan berkembang setiap hari. Zat yang termasuk mikronutrien adalah vitamin dan mineral.
Selain mengonsumsi makanan yang mengandung energi dan makronutrien seperti protein, karbohidrat, lemak dan air, kita juga harus memperhatikan asupan mikronutrien anak. Bahkan para pakar menengarai, anak mengalami gangguan pertumbuhan karena asupan mikronutrien yang kurang.
Laporan WHO 2008, memperkirakan kasus anemia di Indonesia sebanyak 44,5%, Malaysia 32,4%, Filipina 36,3% dan Sri Lanka 29,9%. Sementara penyakit dan penyebab utama kematian balita di seluruh Asia dan belahan dunia lainnya diketahui adalah diare dan infeksi saluran pernafasan bawah. Persentasenya adalah 19% disebabkan pneumonia, dan 17% diare. Selain itu, data dari Unicef 2009 juga menyatakan, penyakit kurang gizi merupakan faktor penyebab setengah dari seluruh kematian pada bayi.
Kemajuan di bidang nutrisi saat ini, khususnya bidang mikronutrien berdampak besar dalam merancang strategi untuk menurunkan kasus kekurangan mikronutrien dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Salah satu strategi yang dapat digunakan adalah dengan melakukan fortifikasi pangan. Salah satu caranya, bisa dilakukan dengan cara melakukan fortifikasi susu formula dengan menggabungkan mikronutrien (Vitamin A, E, C, Iron, Zinc, selenium, cooper). Dengan rasio tertentu dapat meningkatkan daya tahan tubuh anak diusia 1-3 tahun terhadap berbagai risiko penyakit seperti diare, anemia, infeksi saluran pernafasan bawah dan memperbaiki status gizi dan pertumbuhan anak.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Prof. Sunil Sazawal, pakar kesehatan dari John Hopkins University, AS, menyatakan bahwa anak yang mengonsumsi susu dengan fortifikasi nutrivit (kombinasi nutrisi) mampu memberikan perlindungan pada tubuh sebanyak dua kali lipat terhadap penyakit diare, anemia, infeksi aluran pernafasan bawah (pneumonia), memperbaiki status gizi dan pertumbuhan anak serta mengurangi hari sakit.
Penelitian ini dilakukan dengan populasi peri-urban, Delhi, India yang telah dimuat di British Medical Journal (BMJ) pada 2006. sebanyak 633 anak malnutrisi berusia 1-3 tahun diteliti dengan catatan mereka tidak dalam keadaan sakit. Dari keseluruhan anak, sebanyak 317 anak mengonsumsi susu dengan kombinasi nutrisi dan sebanyak 316 anak mengonsumsi susu biasa. Mereka sama-sama mengonsumsi 2 sampai 3 kali sehari susu dengan kombinasi nutrisi maupun susu biasa dalam setahun.
“Setelah satu tahun, mereka yang mengonsumsi susu dengan kombinasi nutrisi lebih kebal penyakit. Selain itu, konsumsi antibiotik cenderung menurun pada mereka yang mengonsumsi susu dengan kombinasi nutrisi. Angka kesakitan pun menurun dan status nutrisi serta tinggi badan anak meningkat,” kata Sunil dalam Temu Media 'Perkembangan Baru di Bidang Nutrisi dan Kesehatan Anak' di Hotel Gran Melia, Kuningan, Jakarta, Jumat 23 April 2010.
Sunil mengatakan, metode memberikan beragam mikronutrien yang digabungkan dalam satu produk pangan, seperti susu juga memberikan banyak manfaat. Selain tersedia di mana-mana, biaya rendah, efek samping yang kecil, juga bisa mempermudah proses pencernaan.(vivanews.com)
23 April 2010
Melindungi Anak Dari Penyakit
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Komentar:
Posting Komentar